Tone of Voice dalam UX Writing

Latifa
3 min readNov 25, 2022

--

Biar pengguna makin cinta dengan produk kamu

Source: GojekDesign

Tiap ngomongin tone of voice, aku selalu memilih Gojek untuk dijadikan referensi. Suka banget dengan gaya bahasanya. Bahasa anak muda, kadang lucu-lucu dan nggak terlalu kaku, hehe.

Btw, tone of voice ini diterapkan dalam UX Writing agar kita bisa lebih berempati dan meningkatkan pengalaman pengguna. Nah, buat yang belum paham soal tone of voice. Yuk, kita belajar bareng :)

Apa itu Tone of Voice?

Hal yang tak kalah penting dalam UX Writing adalah memahami tone of voice dari sebuah produk. Tone and voice ini digunakan untuk mengkomunikasikan produk kepada pengguna melalui bahasa. Voice ini berkaitan dengan kepribadian brand, sedangkan tone berkaitan dengan keadaan emosi yang bergantung pada konteks.

Misalnya, voice dari Gojek dan PeduliLindungi sangatlah berbeda. Gojek lebih kasual, sedangkan PeduliLindungi lebih formal. Coba deh liat contoh mikrokopinya ini.

Source: Gojek
Source: PeduliLindungi

Beda banget kaan?

Kita bisa lihat dari pemilihan kata saya udah beda, ya. PeduliLindungi menggunakan bahasa yang formal, sedangkan Gojek nggak terlalu formal bahkan pake bahasa sehari-hari.

Kenapa sih Tone of Voice ini Penting?

Tone of voice ini menjadi pembeda antara produk kita dengan kompetitor karena memiliki ciri khas terutama dalam berkomunikasi dengan pengguna.

Makanya, penting banget sebuah produk memiliki tone of voice yang jelas. Jangan sampai gak konsisten karena tone of voice ini menghubungkan diri kita dengan pengguna.

״Your voice and tone is the extension of your brand personality, setting how you communicate your message and connect with your target audience.״ (Dr. Albert Mehrabian)

Dr. Albert Mehrabian pernah bilang kalau komunikasi yang sukses itu karena 3 hal yaitu:

  • Kata yang kita gunakan (7%)
  • Nada suara/tone of voice (38%)
  • Bahasa tubuh (55%)

Karena bahasa tubuh nggak bisa kita gunakan untuk mikrokopi maka kita bisa memaksimalkan nada suara atau tone of voice.

Perbedaan Tone and Voice

Soal voice ini udah aku jelasin di awal tadi ya. Intinya, voice ini berkaitan dengan gaya komunikasi kita dengan pengguna. Mau lebih kasual kayak Gojek atau formal kayak PeduliLindungi. Kuncinya adalah pahami target market. Trus, bagaimana dengan tone?

Tone atau nada ini bersifat fluktuatif, tergantung bagaimana konteks atau kondisi pengguna ketika melakukan sesuatu. Coba tak kasih contoh Gojek lagi deh.

Tampilan pada aplikasi Gojek (Sumber: Aplikasi Gojek)

Mikrokopi pada On boarding maupun Error Message ini memiliki voice yang sama yakni kasual, sedangkan tone agak sedikit berbeda. Tone pada on boarding masih funny tapi tapi ketika pengguna dihadapkan pada error message, tone-nya berubah lebih serius tapi voice-nya masih tetep kasual.

Dari situlah kita bisa belajar kalau dalam situasi tertentu tone ini bisa berubah. Emosi pengguna ketika berhasil melakukan pendaftaran tentu berbeda ketika pengguna salah memasukkan password ketika login. Oleh sebab itulah, kita perlu menerapkan tone of voice ini ketika membuat mikrokopi.

Kalau postingan ini menurut kamu bermanfaat, ketuk tombol👏 di bawah ini, ya :)

--

--

Latifa
Latifa

Written by Latifa

Writing about Etsy and digital products. For more about me: https://linktr.ee/bylatifaska.

No responses yet